Mediasi Pendidikan Agama Bagi Keluarga
Dalam skema penataan ruangan di dalam rumah, keberadaan musholla bagi para pemeluk agama Islam mungkin akan menjadi sebuah pertimbangan untuk menyisihkan salah satu ruangan sebagai pusat kegiatan peribadatan dalam ruang lingkup keluarga. Selain fungsinya sebagai tempat untuk shalat dan mengaji, musholla juga dapat dijadikan sebagai pusat pendidikan keagamaan bagi anak-anak ataupun bagi seluruh anggota keluarga lainnya. Dengan adanya musholla di dalam rumah, proses menjalankan ibadah kepada tuhan tentunya akan semakin menambah tingkat kekhusyukan.
Di sekitar kita, ada begitu banyak musholla yang berdiri. Tidak hanya di rumah, di sekolah- sekolah ataupun kampus serta gedung perkantoran sebagian besar mendirikan musholla sebagai pusat kegiatan keagamaannya. Di sekolah atau kampus misalnya, keberadaan mushollah dapat dijadikan para siswa ataupun mahasiswanya sebagai tempat untuk menimba serta menambah ilmu pengetahuan agama selain apa yang mereka dapatkan di dalam kelas. Di mushollah mereka bisa mengkaji ilmu-ilmu agama lebih mendalam sebab fasilitas untuk menunjang pengetahuan jauh lebih memadai ketimbang apa yang ada di dalam kelas. Sementara di perkantoran, umumnya mushollah hanya digunakan sebagai tempat untuk shalat dan mengaji lantaran jam kerja yang padat.
Pada umumnya penempatan musholla biasanya di dalam rumah. Namun saat ini, sudah banyak rumah-rumah yang kita jumpai memiliki bangunan musholla terpisah. Kita juga bisa membangun musholla tersendiri di samping ataupun di belakang rumah jika saja kita memiliki lahan yang lebih untuk itu. Membangun musholla di luar rumah merupakan sebuah keistimewaan serta kenyamanan tersendiri bagi keluarga. musholla bisa ditata sedemikian rupa sesuai dengan selera. Kita cukup membuat dinding keliling bangunan menggunakan balok kayu dengan kreasi bentuk sesuai dengan yang kita inginkan. Tinggi dinding tersebut sekitar 130 – 150 cm. Untuk bagian depan sebagai penanda arah kiblat, kita bisa mendesain tatanan balok-balok kayu membentuk sebuah kuba masjid. Pada bagian atapnya, kita bisa menggunakan genting untuk menutupi bangunan. Tripleks bisa kita pakai sebagai penutup plafonnya untuk menahan kotoran dari atap agar tidak jatuh ke lantai yang akan kita gunakan untuk beribadah. Hindari penggunaan warna pastel dalam pemberian warna untuk musholla. Hal tersebut dapat mengganggu kenyamanan dalam beribadah. Gunakanlah warna yang tidak kontras atau warna yang senada. Pada bagian dalam musholla kita juga harus membuat rak sebagai tempat menyimpan Al Quran ataupun buku-buku agama yang suatu waktu bisa kita baca. Sebuah lemari kecil juga perlu kita buat sebagai tempat untuk menyimpan mukena serta perlengkapan shalat lainnya.
Menurut Taka Wong, seorang desainer interior mengatakan bahwa membangun musholla pribadi yang terpisah dari bangunan rumah biasanya disesuaikan dengan jumah anggota keluarga yang ada di dalam rumah. Tetapi pada umumnya, ukuran luas musholla pribadi adalah 3x4 meter. Berbeda dengan musholla yang ada di dalam rumah, biasanya ukuran musholla yang berada di dalam rumah adalah 2,5 x 3 meter. Desain musholla dengan konsep terbuka sungguh sangat menyejukkan jika ia dipadu dengan penataan taman di sekitar musholla yang terasa asri. Konsep interior seperti ini akan memberikan kesan yang luas. Mengingat ukurannya yang kecil, nuansa terbuka akan melahirkan suasana keakraban dengan alam dan tentunya akan meningkatkan nilai tawadhu dalam beribadah.