RSS

Mantau

Roti Tumbal Sungai Angker Buah Kebijakan Zhuge Liang

Pada masa Dinasti Han [206 SM – 221 M], hiduplah seorang perdana mentri  yang terkenal  sangat arif dan bijaksana di kerajaan Shu.   Namanya Zhuge Liang. Di Indonesia sendiri, orang-orang Tionghoa lebih mengenalnya dengan sebutan Kong Beng. Tidak hanya bermodal bijaksana saja, Zhuge Liang juga dikenal sebagai seorang yang sangat ahli serta piawai dalam menyusun Strategi perang. Mengetahui bahwa didaerahnya terdapat seorang ahli khusus tersebut, Kaisar Liu Bei tak mau menyia-nyiakannya.  Ia pun pergi menemui Zhuge Liang untuk mengajaknya menjadi ahli strategi Kerajaan Shu.
Awalnya Zhuge Liang tidak mengindahkan tawaran Kaisar Liu Bei. Namun ketika kaisar terus memohon hingga meneteskan air matanya, hati Zhuge Liang pun luluh. Ia kemudian menyadari bahwa permohonan kaisar untuk menjadikannya ahli strategi di kerajaan Shu bukanlah serta merta untuk kepentingan pribadi atau kejayaan kerajaan. Melainkan, Kaisar Liu Bei sangat perihatin terhadap keadaan rakyatnya akibat kekejaman perang.

Ketika itu China terbagi dalam tiga kerajaan besar yakni kerajaan Wei, Shu dan Wu. Diantara ketiga kerajaan ini, kerajaan Wei lah yang paling besar dari segi armada perang. Wei memiliki prajurit perang yang cukup terlatih dan perkasa. Namun mereka tak cukup cakap dalam strategi perang. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan kerajaan Shu dimana mereka memiliki armada perang yang kecil namun mempunyai teknik dan strategi perang yang sangat baik dibawah pimpinan Zhuge Liang.

Memanfaatkan kepiawaian serta bakat orang-orang hebat yang dimiliki kerajaan Shu, kerajaan Wu pun mengajak kerajaan Shu untuk menggabungkan armada perang mereka serta bersatu untuk mengalahkan kerajaan Wei yang dipimpin Jendral Cao-Cao. Meskipun telah bersatu, Jendral Zhou Yu pemimpin kerajaan Wu terkadang iri hati dengan pemikiran-pemikiran brilian yang dimiliki Zhuge Liang, sehingga kadang kala ia sering berusaha melucuti hasil kerja penasehat perang dari kerajaan Shu tersebut.

Kerajaan Wei pada akhir kisah tak pernah takluk dari gabungan kedua kerajaan itu sebab Zhuge Liang wafat lebih dahulu ditengah perang terbuka akibat sakit keras yang dialaminya. Namun ada sebuah kisah menarik sebelum perang dengan kerajaan Wei meletus. Ketika itu pada saat Zhuge Liang baru saja diangkat menjadi penasehat militer alias pakar strategi perang di kerajaan Shu. Ia bersama pasukannya menyerbu Menghou yang dipimpin raja Bar-Bar. Berkali-kali ia dan armada perangnya membabat habis tentara Menghou. Tapi berkali-kali itu juga mereka tak mau jera apalagi menyerah kepada Zhuge Liang dan tentaranya. Namun pada akhirnya mereka mengakui juga kehebatan Tentara Perang Shu dan melakukan gencatan senjata lalu menggabungkan diri dengan Kerajaan Kaisar Liu Bei tersebut.

Suatu ketika ditengah perjalanan pulang ke Shu, Zhuge Liang dan pasukannya beserta tentara Menghou sampai pada sebuah sungai yang diklaim oleh raja Bar-Bar dan orang-orang Menghou adalah sebuah sungai yang sangat Angker. Untuk bisa menyebrangi sungai tersebut,  haruslah ada salah seorang yang dipotong kepalanya untuk dijadikan tumbal bagi penguasa sungai itu. Ditengah situasi gawat seperti ini, Zhuge Liang memperlihatkan betapa kebijaksanaannya sangatlah berarti bagi  orang-orang yang tengah berada bersamanya saat itu.

Zhuge Liang memutar otaknya, memikirkan sebuah cara lain agar tak ada seorangpun manusia yang menjadi korban. Ide cemerlang segera muncul dari kepalanya yang penuh dengan pemikiran-pemikiran jenius. Ia lantas menyarankan kepada orang-orang yang bersamanya untuk membuat sesuatu yang mirip atau hampir sama dengan kepala manusia. Berhubung persediaan gandum dalam kereta masih cukup, Maka dengan segera ia menyuruh koki untuk membuat roti yang bentuknya mirip dengan kepala manusia untuk dipersembahkan sebagai tumbal kepada penjaga sungai angker itu.

Setelah roti  itu jadi, Zhuge Liang kemudian menyuruh salah seorang Bar-Bar untuk membacakan mantra lalu dihanyutkan ke sungai. Roti itu diberi nama mantau. Mantau sendiri berarti kepala orang Bar-Bar. Kepercayaan raja Bar-Bar itulah yang menjadi indikator penamaan roti Mantau.  Akhir cerita, tak ada seorang pun yang menjadi  korban tumbal bagi sungai yang diyakini angker oleh raja Bar-Bar itu dalam perjalan pulang ke Shu itu. Zhuge Liang berhasil melewati sungai tersebut dengan selamat.         
                

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Makkate'

Ritual Khitanan Adat Bugis

Makkatte merupakan istilah masyarakat bugis untuk sebuah ritual khitanan bagi perempuan. Makkatte sendiri adalah bagian dari ritual upacara daur hidup orang-orang bugis. Pada umumnya,pelaksanaan  Makkatte biasa dilakukan pada saat acara perkawinan dilangsungkan, biasanya beberapa hari sebelum tibanya pelaksanaan akad nikah. Tujuan dari Makkatte’ itu sendiri lebih kepada pembersihan diri bagi anak perempuan. 

Sebagai sebuah ritual kebudayaan, tradisi Makkatte’ sangat erat kaitannya dengan ritual keagamaan. Bagi masyarakat bugis,  Makkatte’ adalah sebuah peroses pengislaman. Seorang  anak perempuan yang sudah menjalani ritual katte’ atau khitan, maka ia telah sah menjadi agama islam.

Ritual adat Makkatte’ pada umumnya dilakukan ketika  anak perempuan telah menginjak usia 5-7 tahun. Proses pelaksanaan ritual ini dilakukan oleh seorang sanro’ atau dukun  perempuan yang ahli dan telah dipilih oleh keluarga. Selanjutnya sanro’ atau dukun tersebut akan meminta kepada keluarga yang akan dikhitan untuk menyediakan beras. Beras tersebut disimpan dalam sebuah wadah. Kemudian diatasnya disimpan satu buah kelapa yang masih utuh dan telah dikupas sabuk dan tempurungnya, lalu disebelah kelapa,  disimpan gula merah. Sanro’ juga akan meminta  untuk disediakan ayam kampung.

“Sebelum proses Makkatte’ dimulai, terlebih dahulu dilaksanakan ritual rippabbajui  yaitu pemasangan baju bodo untuk pertama kalinya pada anak perempuan”. Terang Mama Ummu, sapaan akrab ibu Ummu Tunru yang mejadi narasumber kami. Pertama-tama anak perempuan tersebut dimandikan kemudian dituntun untuk mengambil air wudhu. Ritual ini dimaksudkan agar anak tersebut terhindar dari musibah. Dalam istilah lain disebut penolak bala. Setelah itu barulah proses rippabbajui dimulai.  Rippabbajui dilakukan dengan menggunakan tujuh lapis baju bodo. Dalam ritual ini, disyaratkan untuk menggunakan baju bodo yang berwarna-warni, namun jika sekiranya hal tersebut tidak memungkinkan, maka ritual ini bisa menggunakan satu macam warna saja. selanjutnya dilakukan pemasangan sarung lipasa’be dibagian pinggulnya hingga menutupi ujung kaki. Sarung lipasa’be adalah sarung khas masyarakat bugis. Semua ritual ini dilakukan oleh sanro’ yang dipercayakan.

Anjuran pemakaian baju bodo sebanyak tujuh lapis dimaksudkan agar anak yang dikhitan tersebut dapat Sukses nantinya di masa depan. Baju bodo yang dikenakan adalah baju Bodo orang dewasa yang terbuat dari sutra. Jika sebelum proses Rippabbajui dilaksanakan, boleh-boleh saja anak tersebut dipakaikan baju Bodo tetapi bukan yang berbahan sutra. Nanti ketika acara Rippabbajui dimulai barulah ia mengenakan yang berbahan sutra. Proses ini dilakukan oleh salah seorang keluarga yang telah sukses dalam hidupnya dan baju Bodo yang akan dipakaikan ke anak perempuan yang akan di Katte’ adalah baju Bodo miliknya sendiri. Ritual ini bertujuan agar kesuksesan akan menurun kepada anak perempuan tersebut.   

Sementara, pemakaian baju Bodo yang berwarna-warni  mengacu kepada pelesatarian nilai historis baju bodo itu sendiri. Pada zaman kerajaan dulu, ada aturan yang berlaku terhadap masyarakat untuk penggunaan warna baju bodo. Aturan warna tersebut ditandaskan pada usia pemakainya dan strata sosial penggunanya misalnya, baju bodo berwarna ungu dipakai oleh para janda, yang berwarna merah darah dikenakan untuk wanita yang berumur 17 hingga 25 tahun, baju bodo berwarna hijau digunakan oleh para putri bangsawan, baju bodo berwarna jingga dipakai oleh anak perempuan yang berusia 10 tahun, dan warna putih untuk para inang dan sanro’.  Seiring berkembangnya zaman, aturan pemakaian baju bodo perlahan terkikis dan hingga saat ini dalam kebudayaan masyarat bugis aturan itu sudah tidak berlaku. 

“Setelah pemakaian baju bodo sebanyak tujuh lapis dan pemasangan sarung lipasa’be selesai”, lanjut ibu Ummu,  anak perempuan yang akan dikhitan dinaikkan keatas tempat tidur. Namun sebelum itu, terlebih dahulu tempat tidur  ditata berdasarkan ritual adat. Di atas tempat tidur disediakan tiga susun bantal kepala. Kemudian diatas bantal tersebut diletakkan sarung sebanyak tujuh lapis. Tidak ada persyaratan khusus untuk sarung yang digunakan menutupi bantal. Tetapi pada umumnya, orang bugis tetap memilih menggunakan sarung lipasa’be sebagai lapisannya. Selanjutnya diatas lapisan sarung, diletakkan pucuk daun pisang yang masih muda sebanyak tiga lembar.  

Seorang anak perempuan yang akan dikatte’ atau dikhitan kemudian didudukkan diatas bantal yang dilapis sarung dan pucuk daun pisang tersebut. Berdasarkan ritual adat, ketika anak perempuan telah duduk dengan sempurna diatas bantal, maka ibunya harus duduk tepat dibelakang putrinya untuk mendampingi. Jika ibunya telah tiada, dapat digantikan oleh salah satu dari kedua orang tua sang ibu.

Proses Makkatte’ dilakukan dengan cara memotong sadikit klitoris pada bagian kelamin perempuan oleh sanro’. Alat yang digunakan untuk melakukan ritual ini yaitu silet, pisau dan gunting. Namun diantara alat tersebut, yang paling banyak dilakukan dengan menggunakan silet.  Potongan tersebut kemudian dibungkus dengan kapas lalu disimpan ditempat yang tinggi didalam rumah. Proses penyimpanan di tempat yang lebih tinggi dalam istilah bugis disebut Tandreang. Kemudian, setelah proses penyimpanan selesai, selanjutnya dilaksanakan acara melepas ayam. Anak perempuan yang telah di Katte’ memegang seekor ayam kampung yang telah disediakan lalu melepaskannya kedepan pintu.  setelah itu, oleh ayahnya anak perempuan tersebut digendong dan dibawa menuju pintu masuk rumah dan  diangkat ke atas sebanyak tiga kali.

Ada makna yang tersirat dari ritual menyimpan potongan klitoris di tempat yang tinggi atau mengangkat anak keatas setelah dikatte’. Menurut kepercayaan adat bugis, ketika dewasa nanti, diharapkan anak perempuan mereka memiliki pemikiran yang tinggi, berwawasan luas, dan memiliki budi pekerti yang luhur serta taat beribadah. Kepercayaan ini tetap bertahan dan masih diyakini hingga saat ini.

 Sementara dalam kebudayaan Makassar, khitanan yang dilakukan untuk anak perempuan disebut Makkattang. Prosesnya yakni memotong sedikit kelentit pada bagian kelamin perempuan dengan menggunakan pisau. Ritual ini lebih identik dengan akil balik. Umumnya dilakukan pada anak perempuan yang berusia 7 – 10 tahun. Proses Makkattang tidak jauh berbeda dengan ritual Makkatte’ Masyarakat Bugis.

     

    
     

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Foxconn, Fenomena Tragis Dibalik Sebuah Kemajuan

Foxconn merupakan salah satu pabrik terbesar di Shenzhen, Cina,  yang memproduksi serta merakit perangkat-perangkat elektronik milik sejumlah perusahaan ternama seperti Apple, Dell, Sony, dan berbagai perusahaan terkenal lainnya. Tidak hanya itu, Foxconn juga mengembangkan produksinya dalam bidang  telekomunikasi selular.  Perusahaan yang dipimpin Terry Gou ini berhasil menggandeng Nokia dan beberapa perusahaan telekomunikasi selular lainnya sebagai salah satu mitra kerja sama mereka.

 Sebagai sebuah pabrik besar, Foxconn tentu saja memiliki tenaga pekerja yang tidak sedikit. Tercatat di perusahaan ini, jumlah karyawannya mencapai 400.000 orang. Sebuah nominal yang cukup besar tentunya. Foxconn telah memproduksi berbagai macam produk seperti  iPhone, Mother Board, VGA, iPod, iPad dan lain-lain. Banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang mereka gandeng menjadikan posisi Foxconn dalam kompetisi perdagangan sangat kuat. Sejak berdiri tahun 1944, Foxconn hingga saat ini tetap kokoh ditengah kencangnya arus perdagangan dunia yang tengah diancam krisis global.

Namun dibalik semua kemajuan serta kesuksesan yang telah diraih, terdapat sebuah fenomena mengerikan. Di pabrik besar  ini, bunuh diri hampir menjadi sebuah tradisi. Hingga tahun 2010, telah terjadi 13 kali usaha bunuh diri. 12 diantaranya berakhir dengan kematian dan 1 orang berhasil diselamatkan. Berbagai spekulasi pun muncul menyoroti indikator kasus tersebut. Mata dunia sepintas tersorot pada peristiwa tragis ini.

Upaya bunuh diri yang dilakukan oleh pekerja yakni dengan cara melompat dari gedung asrama tempat tinggal mereka. Cara demikian tak satupun yang berhasil diselamatkan sebab umumnya mereka melompat dari lantai 13. Ada juga yang mencoba dengan cara memotong urat nadinya. Hanya satu yang berhasil selamat dari usaha  bunuh diri ini.

Kasus terakhir usaha bunuh diri di pabrik ini dilakukan oleh seorang pria muda berusia 19 tahun, Sun Danyong. Beberapa hari sebelum kejadian,  Pria malang tersebut menghilangkan stereotipe iPhone 4 yang akan dikirimkan ke Appel. Setelah itu ia pun di Interogasi di kamar asramanya. Tiga hari setelah proses interogasi tersebut,  pria ini pun melakukan aksi bunuh dirinya dengan melompat dari lantai 12 gedung asrama tampat tinggalnya.       

Kerasnya metode kepemimpinan yang diterapkan menjadi alasan utama kejadian bunuh diri terus berulang. Tujuh orang  warga negara Cina pernah melakukan penyusupan/penyamaran kedalam pabrik Foxconn. Mereka menyamar menjadi pekerja di dalam pabrik itu. Usaha yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana para pekerja diperlakukan. Alhasil, misi ini pun berjalan dengan sempurna. Metode penyamaran yang dilakukan melahirkan beberapa catatan penting mengenai sistem kerja yang diterapkan sehingga memicu tindakan bunuh diri oleh para karyawannya.

Foxconn memberlakukan jam kerja terhadap karyawannya selama 12 jam. Dalam seminggu mereka bekerja sampai enam hari. Selama dua belas jam itu, para pekerja tidak boleh duduk melainkan hanya berdiri sembari merakit prodak. Mereka juga tidak diperkenankan menjalin komunkasi kepada sesama teman kerja selama jam kerja berlangsung. Bisa anda bayangkan bagaimana rasanya berdiri selama dua belas jam tanpa berbicara sekalipun. Selain itu, untuk setiap pekerja mendapat  jatah kerja lembur sebanyak 120 jam dalam hitungan rata-rata perbulan. Sementara upah kerja para karyawan sangat rendah yakni $50 Dolar per bulan.  Nilai ini dibawah standar upah minimum pekerja.

Perlakuan kerja rodi tersebut serta peristiwa bunuh diri yang marak terjadi dikalangan para pekerja Foxconn menuai kritik keras dari berbagai kalangan kususnya LSM setempat. Beberapa LSM terkait bahkan turun ke jalan mengkampanyekan kepada seluruh masyarakat dan dunia untuk tidak membeli produk-produk perusahaan yang memperlakukan karyawannya secara tidak manusiawi.

Mendapat sorotan tajam tersebut, Foxconn segera melakukan revitalisasi sistem kerja dalam perusahaan. Pada awalnya, kepada pihak keluarga pekerja yang telah melakukan tindak bunuh diri di beri kompensasi sebesar 30.000 Yuan atau setara dengan 520 Juta. Belum lagi kompensasi setiap tahun bagi keluarga korban sebesar 30.000 Yuan. Namun belakangan, Foxconn memberhentikan system ini dan mengubahnya dengan menaikkan gaji para karyawannya.

Foxconn  menaikkan gaji karyawannya hingga 70%. Selama ini karyawan Foxconn menerima upah 1.200 yuan setiap bulan. Dengan adanya kenaikan tersebut, berarti para pekerja Foxconn akan menerima 2.000 Yuan atau sama dengan 2,7 Juta perbulan. Rencanan ini sempat terkendala lantaran pihak Foxconn akan membebankan kenaikan tersebut kepada perusahaan mitra Kerjanya. Alhasil,  Apple adalah salah satu mitra mereka yang siap membantu merealisasikan rencana tersebut. Kenaikan gaji yang dilakukan pihak perusahaan merupakan salah satu usaha mereka menjawab kritikan terkait peristiwa bunuh diri karyawannya. Diharapkan usaha ini dapat menekan tindak bunuh diri di perusahaan tersebut. Selain itu, Foxconn juga mengurangi porsi kerja karyawan dari 120 jam rata-rata perbulan menjadi 80 jam saja.          

Dibandingkan dengan Amerika, angka bunuh diri diperusahaan ini masih tergolong rendah. Menurut data yang dihimpun, di Amerika, angka bunuh diri karyawan mencapai  11,1 orang per 100.000 populasi. Meskipun demikian hal tersebut tetap menjadi masalah serius yang harus dituntaskan.  




  

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS