RSS

Foxconn, Fenomena Tragis Dibalik Sebuah Kemajuan

Foxconn merupakan salah satu pabrik terbesar di Shenzhen, Cina,  yang memproduksi serta merakit perangkat-perangkat elektronik milik sejumlah perusahaan ternama seperti Apple, Dell, Sony, dan berbagai perusahaan terkenal lainnya. Tidak hanya itu, Foxconn juga mengembangkan produksinya dalam bidang  telekomunikasi selular.  Perusahaan yang dipimpin Terry Gou ini berhasil menggandeng Nokia dan beberapa perusahaan telekomunikasi selular lainnya sebagai salah satu mitra kerja sama mereka.

 Sebagai sebuah pabrik besar, Foxconn tentu saja memiliki tenaga pekerja yang tidak sedikit. Tercatat di perusahaan ini, jumlah karyawannya mencapai 400.000 orang. Sebuah nominal yang cukup besar tentunya. Foxconn telah memproduksi berbagai macam produk seperti  iPhone, Mother Board, VGA, iPod, iPad dan lain-lain. Banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang mereka gandeng menjadikan posisi Foxconn dalam kompetisi perdagangan sangat kuat. Sejak berdiri tahun 1944, Foxconn hingga saat ini tetap kokoh ditengah kencangnya arus perdagangan dunia yang tengah diancam krisis global.

Namun dibalik semua kemajuan serta kesuksesan yang telah diraih, terdapat sebuah fenomena mengerikan. Di pabrik besar  ini, bunuh diri hampir menjadi sebuah tradisi. Hingga tahun 2010, telah terjadi 13 kali usaha bunuh diri. 12 diantaranya berakhir dengan kematian dan 1 orang berhasil diselamatkan. Berbagai spekulasi pun muncul menyoroti indikator kasus tersebut. Mata dunia sepintas tersorot pada peristiwa tragis ini.

Upaya bunuh diri yang dilakukan oleh pekerja yakni dengan cara melompat dari gedung asrama tempat tinggal mereka. Cara demikian tak satupun yang berhasil diselamatkan sebab umumnya mereka melompat dari lantai 13. Ada juga yang mencoba dengan cara memotong urat nadinya. Hanya satu yang berhasil selamat dari usaha  bunuh diri ini.

Kasus terakhir usaha bunuh diri di pabrik ini dilakukan oleh seorang pria muda berusia 19 tahun, Sun Danyong. Beberapa hari sebelum kejadian,  Pria malang tersebut menghilangkan stereotipe iPhone 4 yang akan dikirimkan ke Appel. Setelah itu ia pun di Interogasi di kamar asramanya. Tiga hari setelah proses interogasi tersebut,  pria ini pun melakukan aksi bunuh dirinya dengan melompat dari lantai 12 gedung asrama tampat tinggalnya.       

Kerasnya metode kepemimpinan yang diterapkan menjadi alasan utama kejadian bunuh diri terus berulang. Tujuh orang  warga negara Cina pernah melakukan penyusupan/penyamaran kedalam pabrik Foxconn. Mereka menyamar menjadi pekerja di dalam pabrik itu. Usaha yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana para pekerja diperlakukan. Alhasil, misi ini pun berjalan dengan sempurna. Metode penyamaran yang dilakukan melahirkan beberapa catatan penting mengenai sistem kerja yang diterapkan sehingga memicu tindakan bunuh diri oleh para karyawannya.

Foxconn memberlakukan jam kerja terhadap karyawannya selama 12 jam. Dalam seminggu mereka bekerja sampai enam hari. Selama dua belas jam itu, para pekerja tidak boleh duduk melainkan hanya berdiri sembari merakit prodak. Mereka juga tidak diperkenankan menjalin komunkasi kepada sesama teman kerja selama jam kerja berlangsung. Bisa anda bayangkan bagaimana rasanya berdiri selama dua belas jam tanpa berbicara sekalipun. Selain itu, untuk setiap pekerja mendapat  jatah kerja lembur sebanyak 120 jam dalam hitungan rata-rata perbulan. Sementara upah kerja para karyawan sangat rendah yakni $50 Dolar per bulan.  Nilai ini dibawah standar upah minimum pekerja.

Perlakuan kerja rodi tersebut serta peristiwa bunuh diri yang marak terjadi dikalangan para pekerja Foxconn menuai kritik keras dari berbagai kalangan kususnya LSM setempat. Beberapa LSM terkait bahkan turun ke jalan mengkampanyekan kepada seluruh masyarakat dan dunia untuk tidak membeli produk-produk perusahaan yang memperlakukan karyawannya secara tidak manusiawi.

Mendapat sorotan tajam tersebut, Foxconn segera melakukan revitalisasi sistem kerja dalam perusahaan. Pada awalnya, kepada pihak keluarga pekerja yang telah melakukan tindak bunuh diri di beri kompensasi sebesar 30.000 Yuan atau setara dengan 520 Juta. Belum lagi kompensasi setiap tahun bagi keluarga korban sebesar 30.000 Yuan. Namun belakangan, Foxconn memberhentikan system ini dan mengubahnya dengan menaikkan gaji para karyawannya.

Foxconn  menaikkan gaji karyawannya hingga 70%. Selama ini karyawan Foxconn menerima upah 1.200 yuan setiap bulan. Dengan adanya kenaikan tersebut, berarti para pekerja Foxconn akan menerima 2.000 Yuan atau sama dengan 2,7 Juta perbulan. Rencanan ini sempat terkendala lantaran pihak Foxconn akan membebankan kenaikan tersebut kepada perusahaan mitra Kerjanya. Alhasil,  Apple adalah salah satu mitra mereka yang siap membantu merealisasikan rencana tersebut. Kenaikan gaji yang dilakukan pihak perusahaan merupakan salah satu usaha mereka menjawab kritikan terkait peristiwa bunuh diri karyawannya. Diharapkan usaha ini dapat menekan tindak bunuh diri di perusahaan tersebut. Selain itu, Foxconn juga mengurangi porsi kerja karyawan dari 120 jam rata-rata perbulan menjadi 80 jam saja.          

Dibandingkan dengan Amerika, angka bunuh diri diperusahaan ini masih tergolong rendah. Menurut data yang dihimpun, di Amerika, angka bunuh diri karyawan mencapai  11,1 orang per 100.000 populasi. Meskipun demikian hal tersebut tetap menjadi masalah serius yang harus dituntaskan.  




  

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS